Tak pernah

Posted by: Moh. Ghufron Cholid / Category:


Aku..
Tak pernah minta diciptakan Tuhan untuk seperti ini.
Tak pernah ingin dilahirkan menjadi begini.
Beberapa orang memerankan tokohnya dalam kehidupanku.
Muncul. Hilang. Datang. Lalu pergi. Terkadang kembali lagi.
Berlalu lalang mengitari hidupku.
Aku tak pernah memusingkannya.
Tapi ada satu.
Dan aku tak bisa untuk tidak peduli terhadapnya.

Semoga semuanya kembali normal.
Dunia takkan hilang bersamaku.
Dunia pun takkan hilang bersamamu.

Hearts Pictures, Images and Photos
>>>>>Setelah menjelang dini hari.
Langit dan hati sama derasnya kali ini.
Hujan, ia datang mengiringi.

Sumber http://dee-n4thinkhujan.blogspot.com/2010/04/tak-pernah.html


Baca selengkapnya »

MERAH YANG PENUH GAIRAH

Posted by: Moh. Ghufron Cholid / Category:

Kolaborasi Puisi antara penyair M.E (Marhaeni Eva)dan Moh. Ghufron Cholid
http://www.facebook.com/note.php?created&&suggest&note_id=382329546045#!/note.php?note_id=३८२३२९५४६०४५

MERAH

Kau selalu mengenakan baju merah
Sebab merah mengingatkanmu pada warna dan anyir darah
Darah korban pembantaian yang tak diberi hak mengungkap kesaksian
Darah penyaliban yang memberangus hakikat kebenaran
Dan darah perempuan yang membungkus janin di rahim ketidakberdayaan
Kau selalu menyukai warna merah
Sebab merah menjagamu pada kesetiaan cinta yang kau sakralkan
Dan kesetiaan sebagai saksi atas rahasia yang luput dari mata sejarah
Kesaksian atas aib yang hendak dihapuskan dari silsilah

M.E - Yogyakarta, Mei 2009

LAMBANG CINTA PENUH GAIRAH

Merah hidupmu
Amarah dan gairah
Dalam mengasah sejarah

Merah hidupmu
Tanda cintamu
Melukis cumbu
Tak perduli walau menjadi abu


Al-Amien, 02 April 2010


Baca selengkapnya »

MENGGAMBAR LUKA DALAM WARNA

Posted by: Moh. Ghufron Cholid / Category:

Kolaborasi Puisi antara penyair M.E dan Moh. Ghufron Cholid
http://www.facebook.com/note.php?note_id=382326946045

UNGU

Dalam ungu kuresapi duka ibu yang terpasung waktu

Elegi yang tak pernah terbaca mata dendam yang dungu

Ungu adalah semburat trauma dari birunya luka

Luka yang diasamkan genangan airmata dalam perjalanan lamban menempuh samudra

“terlalu getir sejarah itu, nak, jangan lagi anak cucu mengalami” wanti-wanti para ibu

Namun hingga kini kaumku tetap menganyam lembaran hidupnya dalam sejarah muram.

ME -- Yogyakarta, Mei 2009

MENGGAMBAR LUKA DALAM WARNA
Teruntuk Penyair M.E

Menggambar luka dalam warna
Semisal mengekalkan tanda di beranda masa... Lihat Selengkapnya
Semua bunga bisa membaca
Ada yang hanya menikmati warna
Ada pula menggali sumber makna
Di kedalaman kata

Al-Amien, 02 April २०१०


Baca selengkapnya »

INSPIRASI

Posted by: Moh. Ghufron Cholid / Category:









रिफ्की


Baca selengkapnya »